Kamis, 29 Oktober 2015

My 1004



“Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang.” - Dee


***

Mi, apa kabar?
entah karena waktu yang kian berkhianat,
atau memang karena rasa ini terlalu merindu.
rindu yang memaksa raga untuk kembali ke peraduannya.


Baru saja kita bertemu, sebulan yang lalu.
bagi orang-orang, mungkin itu hanyalah rentang jarak waktu yang singkat.
mudah saja bagi mereka untuk berkata begitu.
mereka tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya jadi aku.
dan mereka memang tidak perlu tahu.
segala rasa yang berkecamuk di dalam hati ini.
biarkanlah ini semua tetap menjadi rahasia,
antara aku dan Dia Yang Maha mengetahui isi hati


Apa kabar, sumber cinta kasih yang tak bertepi?
masih jelas kuingat,
bagaimana selama delapan belas tahun ke belakang
engkau didik diri ini untuk menjadi seorang wanita yang seutuhnya
bagaimana kala itu segala keluh kesah tak berhenti keluar dari bibir nakalku,
menolak untuk patuh dari segala aturanmu.
dan apa yang kau lakukan?
menepis segala kenakalanku dengan sabar,
menebas segala khilafku menjadi proses kealiman yang indah


Apa kabar, samudera maaf yang tak berbatas?
entah telah berapa juta kali aku pernah mengecawakanmu
dan sebanyak itu pulalah maafmu selalu mengalir untuk gadis kecilmu
sebanyak itu pula waktu yang aku habiskan untuk menangis di sela tidurku,
menyesali segala perbuatanku yang sempat kecewakanmu
sebanyak itu juga aku kembali bertekad untuk dapat menjadi harta kebanggaanmu


Apa kabarmu hari ini, segenap jiwa raga dan pelitaku?
masihkah engkau terbaring sakit di sudut tempat yang kini tengah memenjarakanmu?
bolehkah aku mengutuki diriku ini karena belum dapat berbuat banyak?


Maafkan gadis kecilmu, Mi.
yang tidak bisa hadir menemanimu di saat-saat terberat
yang dulu sering membuatmu memendam kecewa
yang masih sering khilaf dan melenceng dari didikan yang kau ajarkan


Mungkin sekarang, aku memang belum dapat memberikan apa-apa.
tapi, bolehkah aku meminta izin untuk dapat membuat ummi bahagia?
bahagia,
dengan serius berproses menjadi wanita sebenarnya seperti yang ummi inginkan.
dengan serius belajar, menjadi manusia yang seutuhnya,
yang berguna bagi orang-orang di sekitarnya.
dengan berusaha menjadi anak solihah, yang bisa menuntun kedua orangtuanya ke Surga.

Izinkan aku, Ummi............



Akhir kata,
Selamat hari Ibu, Mi. Baiklah, mungkin ini memang bukan tanggal 22 Desember,
namun engkau harus ingat satu hal,
setiap hari yang kulalui di hidupku, semuanya adalah harimu.
karena hidupku adalah bakti tak berbatas padamu.